Cetak Siswa Berdaya Saing Internasional, SMA Nurul Jadid Probolinggo Gelar Ujian Bahasa Mandarinjatim.tribunnews.com
Cetak Siswa Berdaya Saing Internasional, SMA Nurul Jadid Probolinggo Gelar Ujian Bahasa Mandarin

 Untuk memenuhi kebutuhan siswa agar bisa bersaing di kancah internasional, Sekolah Menengah Atas (SMA) Nurul Jadid, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo menggelar ujian kemampuan bahasa Mandarin.

Ujian Kemampuan Bahasa Tionghoa atau Hanyu Shuiping Kaoshi (HSK) sudah bertaraf internasional bekerjasama Confusius Institute dilaksanakan secara daring diikuti 93 peserta dari berbagai daerah, mulai dari Makassar hingga Kalimantan.


Wakil Kepala Bagian Kesiswaan 
SMA Nurul Jadid, Slamet Santoso menjelaskan, jika HSK adalah ujian standarisasi dari Republik Rakyat Tiongkok yang mengukur kemahiran berbahasa bagi penutur asing. 

Di SMA Nurul Jadid, menurutnya, selain menggelar ujian HSK atau kemampuan menulis dan mendengarkan, juga diselenggarakan HSKK atau ujian kemampuan berbicara dan berkomunikasi.

"Dalam ujian HSK dan HSKK digelar dalam lima sesi berbeda, sesuai dengan level yang diikuti para peserta, mulai dari HSK level 1 hingga 6 dan HSKK level 7 hingga 9," kata Santoso, Senin (20/5/2024).


Ujian HSK ini, lanjut Santoso, awalnya digelar untuk kebutuhan siswa. Namun, dari tahun ke tahun, minat peserta dari luar sekolah juga meningkat. Tidak hanya dari dalam provinsi, peserta juga datang dari luar provinsi.

"Kita mendapatkan lisensinya dari Confucius Institute pada 2017, dan melaksanakan HSK pertama kali pada 2018. Sampai sekarang, sudah ke-16 kalinya kita melaksanakan HSK dengan total peserta mencapai 670, dan digelar secara online," ungkapnya.

 

Santoso menambahkan, ujian HSK sengaja diadakan sebagai bekal siswa dalam menghadapi dunia politik, sosial, dan pergeseran kekuasaan. Melalui ujian HSK tersebut, ratusan siswa telah mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di beberapa universitas di Tiongkok.

"Selain itu, alhamdulilah sejumlah siswa yang telah lulus dari universitas di Tiongkok banyak yang mendapatkan kontrak kerja dari berbagai perusahaan di Indonesia," tutur Santoso.

Sementara salah seorang peserta HSK, Agnes Gracia Matulesi mengatakan, untuk mengikuti ujian ini, dirinya sudah mempersiapkan diri selama 45 hari untuk mengikuti ujian HSK level 5. 

"Alasan mengikuti HSK adalah untuk mendapatkan jenjang karir yang lebih bagus di kemudian hari. Kedepan saya ingin membesarkan usaha yang saya rintis di Lombok, yakni les-lesan bahasa Mandarin," terang perempuan asal Surabaya itu.


Sumber:

https://jatim.tribunnews.com/2024/05/20/cetak-siswa-berdaya-saing-internasional-sma-nurul-jadid-probolinggo-gelar-ujian-bahasa-mandarin





Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)